Manokwari – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalirkan listrik selama 24 jam untuk masyarakat Kampung Yaser dan Knugbey di Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Manokwari Fredrik M Noriwari di Manokwari, Minggu, mengatakan pemerintah melalui PLN berkomitmen meningkatkan pelayanan listrik ke seluruh pelosok negeri sebagai wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“PLN komitmen bantu masyarakat menjalankan aktivitas khususnya yang membutuhkan listrik,” ujar Fredrik.
Ia menjelaskan listrik untuk kedua kampung tersebut disuplai dari sistem kelistrikan PLN UP3 Manokwari yang bersumber pada Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Anday. Saat ini, pihaknya telah membangun satu gardu distribusi berkapasitas 160 kVA dengan jaringan tegang menengah sepanjang 7,45 kms dan jaringan tegang rendah 2,17 kms.
“Pengerjaan kurang lebih tiga bulan dan PLN berhasil melistriki 40 pelanggan dengan daya 900 VA, dan 160 calon pelanggan lainnya,” kata Fredrik.
Ia menuturkan bahwa rasio elektrifikasi desa berlistrik di wilayah kerja PLN UP3 Manokwari telah mencapai 86,74 persen. PLN akan menjaga keandalan sistem kelistrikan agar dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian terutama di wilayah perdesaan.
“Kami terus berupaya melistriki kampung yang belum tersambung dengan listrik, meski bukan hal yang mudah,” ujar Fredrik.
Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Prafi Abdul Kadir Ollong berharap masyarakat di dua kampung itu dapat menjaga aset kelistrikan sehingga keandalan sistem dapat terjaga dengan baik demi kenyamanan bagi semua pelanggan.
Ia juga mengimbau masyarakat yang berkeinginan menambah daya atau pemasangan baru dapat dilakukan melalui aplikasi PLN mobile.
“Mohon sama-sama jaga listrik yang sudah bisa dinikmati ini demi kenyamanan semua warga kampung,” ujar Abdul.
Kepala Distrik Prafi Muhammad Ali Syamsul mengapresiasi komitmen PLN yang berhasil mengalirkan listrik bagi masyarakat Kampung Yaser dan Knugbey karena selama ini masyarakat hanya menggunakan mesin genset untuk menikmati penerangan selama tiga jam.
Mesin tersebut dikelola pengurus kampung dengan biaya bahan bakar minyak dibebankan ke masyarakat kurang lebih Rp100 ribu per kepala keluarga.
“Selama ini mereka pakai genset untuk nikmati listrik yang menyala hanya tiga jam,” kata Ali.
Kepala Kampung Yaser Nason Saiba menuturkan bahwa koordinasi terkait pemasangan jaringan listrik itu telah dimulai sejak 2021 yang kemudian direalisasikan PLN pada awal 2023.
Kampung Yaser merupakan kampung pemekaran yang dibentuk sejak 2018 tanpa adanya jaringan listrik, sehingga listrik menjadi dambaan bagi masyarakat.
“Akhir 2022 PLN mulai melakukan pembangunan jaringan ke kampung kami,” ujar Nason. (Ant)