Kupang – Pemerintah Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur menyulap dua lahan produktif milik pemerintah yang selama ini tidak dimanfaatkan menjadi urban farming dalam menciptakan ketahanan pangan keluarga dalam menekan inflasi.
“Urban farming menjadi salah satu solusi pengendalian inflasi yang tengah diupayakan Pemerintah Kota Kupang saat ini. Kurang lebih seribu hektare lahan kosong di Kota Kupang yang sudah ditanami tanaman produktif dalam mendukung ketahanan pangan,” kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh di Kupang, Minggu.
Ia mengatakan dua lahan milik Pemerintah Kota Kupang itu ditanami kelor, sorgum serta tanaman hortikultura dalam menunjang pendapatan ekonomi masyarakat.
“Dua lahan kosong milik Pemerintah Kota Kupang di Kelurahan Naimata dan Kelurahan Naioni sudah ditanami kelor dan sorgum. Kami yakin bisa tumbuh dengan baik karena kegiatan penanaman dilakukan seluruh pegawai Pemkot Kupang bertepatan dengan musim hujan,” kata George Melkianus Hadjoh.
Menurut dia, tanaman kelor dan sorgum yang ditanam pada dua lokasi itu merupakan bantuan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai bentuk dukungan terhadap Pemkot Kupang dalam upaya mengendalikan laju inflasi di ibu kota provinsi berbasis kepulauan itu.
Dikatakan George Melkianus Hadjoh sesuai arahan Pemerintah Pusat, upaya pengendalian inflasi menjadi prioritas utama yang dilakukan Pemerintah Kota Kupang saat ini.
Ia menjelaskan selain urban farming seperti menanam kelor dan sorgum di sejumlah lahan kosong, Pemerintah Kota Kupang juga sudah mulai membangun komunikasi dan kerja sama dengan pemasok bahan-bahan kebutuhan pokok pemicu inflasi seperti telur dan ayam potong, yang selama ini didatangkan dari luar NTT.
Kerja sama juga dilakukan dengan daerah-daerah lain yang ada di daratan Pulau Timor yang menjadi daerah pemasok suplai berbagai barang kebutuhan pokok bagi kebutuhan warga Kota Kupang. (Ant)