Tokyo – Harga minyak menguat di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah tenggelam ke level terendah tahun ini karena produksi AS dan persediaan bensin meningkat pada saat yang sama meningkatnya kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi akan melemahkan permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 62 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 77,79 dolar AS per barel pada pukul 01.30 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 69 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 72,70 dolar AS per barel.
Brent pada Rabu (7/12/2022) telah menetap di bawah penutupan terendah tahun sebelumnya yang disentuh pada hari pertama tahun 2022, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS telah jatuh ke level terendah baru tahunan.
Produksi minyak mentah AS naik menjadi 12,2 juta barel per hari pekan lalu, level tertinggi sejak Agustus, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (7/12/2022).
Sementara stok minyak mentah AS turun minggu lalu, persediaan bensin dan sulingan melonjak, menambah kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan. Stok bensin naik 5,3 juta barel dalam sepekan menjadi 219,1 juta barel, dan stok sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, membengkak 6,2 juta barel, kata EIA.
Membantu katrol harga minyak adalah data yang menunjukkan bahwa ekonomi Jepang menyusut lebih rendah dari perkiraan semula pada kuartal ketiga. Pelonggaran pembatasan COVID-19 di China, salah satu konsumen minyak mentah terbesar di dunia, juga membantu menstabilkan harga minyak.
Sementara itu, pejabat Barat sedang dalam pembicaraan dengan mitra Turki untuk menyelesaikan antrean kapal tanker minyak dari Turki, kata seorang pejabat Departemen Keuangan Inggris, setelah G7 dan Uni Eropa meluncurkan pembatasan baru pada 5 Desember yang ditujukan untuk ekspor minyak Rusia.
Setidaknya 20 kapal tanker minyak terus menghadapi penundaan untuk menyeberang dari pelabuhan Laut Hitam Rusia ke Mediterania karena operator berlomba untuk mematuhi aturan Turki. (Ant)