Jakarta – Output atau hasil produksi emas Zimbabwe mencapai rekor tertinggi baru sebesar 35,38 ton pada 2022, didorong oleh sejumlah proyek pertambangan baru, pembayaran tepat waktu, dan insentif bagi para penambang.
Hasil produksi tersebut naik 19,5 persen dari output tahun sebelumnya, menurut laporan surat kabar milik negara Herald pada Selasa (10/1), mengutip statistik dari satu-satunya pembeli emas negara itu, Fidelity Gold Refinery.
“Insentif benar-benar terbayar sedemikian rupa sehingga kelangsungan sektor ini bergantung pada keberlanjutan insentif untuk membuka nilai lebih,” kata Kepala Eksekutif Fidelity Gold Refinery Peter Magaramombe seperti dikutip oleh surat kabar harian tersebut.
Pada 2022, pemerintah Zimbabwe memberikan insentif kepada penambang emas skala besar yang melampaui pengiriman bulanan rata-rata mereka dengan membayar mereka 80 persen dalam mata uang asing untuk output tambahan
Sebelumnya, produsen emas skala besar menahan 70 persen hasil ekspornya dalam mata uang asing.
Selain itu, pemerintah menetapkan bahwa produsen emas skala besar yang memenuhi syarat ambang retensi 80 persen berhak mengekspor emas tambahan secara langsung, sehingga mereka bisa mendapatkan pendanaan dan pinjaman emas untuk meningkatkan produksi.
Emas adalah salah satu penghasil devisa utama di Zimbabwe selain daun tembakau dan platinum. (Ant)