New York – Kepala Eksekutif JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon mengatakan Amerika Serikat dan ekonomi global dapat mengarah ke resesi pada pertengahan tahun depan, CNBC melaporkan pada Senin (10/10).
Inflasi yang tidak terkendali, kenaikan suku bunga yang besar, invasi Rusia ke Ukraina dan efek yang tidak diketahui dari kebijakan pengetatan kuantitatif Federal Reserve adalah di antara indikator potensi resesi, katanya dalam sebuah wawancara dengan saluran berita bisnis tersebut.
“Ini adalah hal-hal yang sangat, sangat serius yang menurut saya kemungkinan akan mendorong AS dan dunia – maksud saya, Eropa sudah dalam resesi – dan mereka kemungkinan akan menempatkan AS dalam semacam resesi enam hingga sembilan bulan dari sekarang,” kata Dimon.
Komentarnya datang ketika bank-bank besar AS akan melaporkan pendapatan kuartal ketiga mereka mulai Jumat (14/10). Sejauh tahun ini, indeks acuan S&P 500 telah kehilangan sekitar 24 persen, dengan ketiga indeks utama AS diperdagangkan di wilayah pasar bearish.
Dimon mengatakan S&P 500 bisa turun “20 persen lagi” dari level saat ini, dengan penurunan 20 persen berikutnya kemungkinan akan “jauh lebih menyakitkan daripada yang pertama”, menurut laporan CNBC.
Awal tahun ini, Dimon telah meminta investor untuk bersiap menghadapi “badai” ekonomi, dengan JPMorgan, bank investasi terbesar AS, menangguhkan pembelian kembali saham pada Juli setelah meleset dari ekspektasi kuartalan Wall Street.
Pada Juni, Goldman Sachs telah memperkirakan 30 persen peluang ekonomi AS menuju resesi selama tahun depan, sementara para ekonom di Morgan Stanley menempatkan peluang resesi untuk 12 bulan ke depan sekitar 35 persen.
Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva juga memperingatkan pada Senin (10/10) tentang meningkatnya risiko resesi global dan mengatakan inflasi tetap menjadi masalah setelah invasi Rusia ke Ukraina. (Ant)