Jakarta – Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Sekretariat Jenderal MPR, Budi Muliawan, mengatakan, para mahasiswa harus mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin bangsa.
Menurut dia, karena estafet kepemimpinan di tingkat nasional maupun daerah, akan diserahkan kepada para pemuda dan mahasiswa sebagai penerus bangsa.
“Mahasiswa dipersiapkan menjadi calon pemimpin bangsa sehingga mahasiswa mempunyai tanggungjawab, tugas, dan peran menjadi pemimpin. Peran perguruan tinggi juga ikut mempersiapkan calon pemimpin bangsa,” kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakannya dalam Sarasehan Kehumasan MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan di Gedung Pusat Mahasiswa Iman Hidayat Universitas Kuningan, Jawa Barat. Dialog Sarasehan Kehumasan MPR itu bertajuk “Peran Mahasiswa dalam Mengisi Kemerdekaan”.
Ia mengatakan, para mahasiswa harus memiliki kebanggaan dengan atribut sebagai mahasiswa karena mereka berperan penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Ia mencontohkan, pada 1908 berdiri organisasi pergerakan Boedi Oetomo yang didirikan mahasiswa dari Stovia, lalu pada 1928, lahir Sumpah Pemuda yang juga dimotori para pemuda dan mahasiswa.
“Pada 1945, para pemuda juga berperan dalam mendorong proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Perubahan struktur politik pada 1966 juga karena gerakan mahasiswa, dan gerakan mahasiswa berperan penting pada awal era reformasi 1998,” ujarnya.
Karena itu dia menilai, mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sehingga para mahasiswa harus memiliki kebanggaan.
Menurut dia kebanggaan tersebut karena tidak semua orang mempunyai kesempatan mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya di Malang itu mengungkapkan fungsi dan peran mahasiswa di masyarakat adalah sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, agen perubahan, dan penjaga nilai.
“Dari peran tersebut, mahasiswa harus mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin bangsa. Karena estafet kepemimpinan nasional di setiap tingkatan yaitu di tingkat nasional maupun di daerah, pada Indonesia Emas tahun 2045 akan diisi para mahasiswa saat ini sebagai penerus bangsa,” katanya.
Ia menjelaskan, Indonesia Emas atau 100 tahun Indonesia merdeka yaitu pada 2045, dan usia mahasiswa saat ini sekitar 18-23 tahun, sehingga pada 2045, mereka akan berusia 41-46 tahun.
“Usia ini adalah usia emas atau usia produktif. Seorang yang berusia 40 tahun bisa dikatakan matang, sehingga di usia itu, mereka menjadi pemimpin bangsa dan negara,” ujarnya.
Namun dia mengingatkan, mahasiswa memiliki tantangan, terutama di era disrupsi yang ditandai dengan berkembangnya kecerdasan buatan, teknologi nano, dan rekayasa genetika.
Ia menilai para mahasiswa harus bisa beradaptasi yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM, melakukan transformasi digital, dan tidak berhenti berinovasi. (Ant)