Surabaya – DPC Partai Demokrat Kota Surabaya membantah anggapan Ketua DPC Demokrat Surabaya terpilih Lucy Kurniasari menganaktirikan atau tidak bersikap adil terhadap 12 ketua DPAC yang akhirnya mengundurkan diri.
“Saya selaku Sekretaris tiga tahun mendampingi Bu Lucy saat jadi Plt (Pelaksana Tugas) Ketua DPC Demokrat Surabaya. Beliau memimpin sangat akomodatif dan adil. Bu Lucy tidak pernah membeda-bedakan 31 DPAC yang ada di Surabaya,” kata Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Surabaya demisioner Junaedi di Surabaya, Rabu.
Pernyataan Junaedi tersebut menanggapi pernyataan mantan Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Wonocolo Ribut Santoso bersama sejumlah Ketua DPAC lainnya saat menyerahkan surat pengunduran diri di kantor DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Senin (1/8)
Junaedi memberikan contoh pemberian Program Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dimana 31 DPAC di Surabaya semuanya mendapatkan program tersebut.
Bahkan, lanjut dia, dalam menjalankan roda kepartaian, khususnya konsolidasi dan koordinasi, dalam kepemimpinan Lucy Kurniasari sudah berjalan dengan baik.
“Namun ada 14 DPAC diundang tiga kali dalam persiapan verifikasi faktual DPC Partai Demokrat Kota Surabaya tidak pernah hadir. Padahal itu bagian dari perintah DPP dan DPD Partai Demokrat Jatim,” kata Junaedi.
Hal sama juga dikatakan, Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPC Partai Demokrat Surabaya Sugianto. Dia menyatakan, tidak benar jika kepemimpinan Lucy Kurniasari tidak adil.
“Semua program dibagi rata ke semua DPAC dan ranting,” ujar dia.
Lebih jauh, Sugianto menambahkan, Lucy selalu merangkul semua kadernya. Bahkan, kata dia, baru kali ini ada Ketua DPC hasil Musyawarah Cabang (Muscab) Demokrat Surabaya terpilih merangkul pihak yang kalah.
Menurut Sugianto, Lucy sudah berupaya mengakomodir berbagai pihak, termasuk kandidat calon Ketua DPC Demokrat Surabaya Herlina Harsono Njoto yang kalah saat Muscab lalu. Bahkan, Lucy sudah berupaya mengakomodir Herlina untuk menjadi sekretarisnya, tapi kemudian ditolak Herlina.
Hal itu, kata dia, dimaksudkan untuk melakukan rekonsiliasi pasca-Muscab Demokrat Surabaya beberapa waktu lalu. Dia menilai, Lucy berupaya mengayomi semua kadernya mulai dari tingkat Pengurus DPC, Pengurus PAC, dan Pengurus Ranting.
“Janganlah menyampaikan kebohongan publik. Selain membohongi diri sendiri, itu sudah berkaitan dengan persoalan hukum,” kata Sugianto. (Ant)